Donderdag 16 Mei 2013

Ta'mir Masjid Kelurahan Simpang Baru Panam-Pekanbaru



BAB I
A. Latar Belakang
Fungsi masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga merupakan  tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui azan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah.[1] Seiring dengan itu pula fakta sejarah mencatat bahwa masjid merupakan tempat dimana umat Islam menyelesaikan masalah-masalah (bermusyawarah) dan lain-lain yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Tentunya hal itu merupakan tujuan utama dari masjid itu dibangun. Kemudian hal itu pulalah yang disebut dengan memakmurkan masjid atau Ta’miru Masjid.
            Seiring berputarnya waktu yang begitu cepat dan tak terasa bahwa zaman nabi Muhammad Saw. Telah berjarak 1432 dari zaman sekarang ini. Berkaitan dengan hal itu, tentunya pengaruh yang ditinggalkan dari ajaran Rosulullah Saw. Telah banyak termakan usia kecuali yang mengetahui sejarah-sejarah melalui buku-buku ataupun cerita yang berkaitan dengan hal tersebut. Nah dari situ pulalah kita bias menebak bahwa yang berilmu dan rajin belajar akan mengetahui hal-hal tersebut, namun bagi yang tidak berilmu atau tidak adanya memasuki dunia pendidikan, maka hal tersebut akan jauh dari informasi-informasi tentang contoh yang telah Nabi berikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa makna filosofi ta`mirul masjid di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan?
2. Bagaimana upaya memakmurkan masjid?
3. Apa halangan dalam proses pemakmuran masjid?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah di atas yaitu:
1.Untuk mendeskripsikan makna filosofi ta`mirul masjid di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
2.Untuk mendeskripsikan upaya serta usaha dalam proses ta`mirul masjis
3.Untuk mendeskripsikan hambatan yang di alami pengurus masjid dalam memakmurkan masjid.
Adapun Kegunaan penelitian ini adalah.Untuk menambah wawasan keilmuan khususnys tentang perkembangan kemakmuran masjid di Kelurahan Simpang Baru, selain itu Untuk memberi informasi kepada peneliti selanjutnya yang mungkin mirip dalam bidang kajian yang telah peneliti lakukan yaitu “Filosofi Ta`mir Masjid di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”. Bagi Kelurahan yang diteliti, penelitian ini berguna sebagai informasi rujukan data masjid tahun 2011- 2012, dan untuk perguruan tinggi dimana peneliti kuliyah, penelitian ini sebagai sumbangan kepustaaan Fakultas Ushuluddin

A. Metode Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu dalam penelitian ini peneliti pilih selama empat bulan yang di mulai dari bulan Oktober sampai minggu pertama bulan januair 2012.Waktu tersebut adalah waktu yang sangat singkat dalam sebuah penelitian, maka dari itu segenap tenaga dan kemampuan penulis kerahkan demi tercapainya penelitian ini dan menjadi sebuah tulisan yang berharga bagi peneliti dan pengguna lainya.
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, Riau. Setelah penulis melakukan observasi serta mencari dari berbagai informasi masyarakat di Kecamatan Tampan, ternyata Kelurahan Simpang Baru merupakan Kelurahan yang paling banyak terdapat bangunan masjid dibanding Kelurahan- Kelurahan yang lain.
2. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengurus masjid yang terdapat di Kelurahan Simpang Baru
Sedangkan yang menjadi sampel dalam wawancara pada penelitian ini adalah pengurus masjid, penjaga Masjid dan ketua RT dan RW yang terdapat di RW 05 dan 06
3. Sumber Data
Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan sebagai pelengkap seperti dokumen dan sebagainya.Sedangkan dalam penelitian sosial, sumber data dibagi atas dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, demikian yang dikemukakan oleh Moleong.Sumber data primernya berupa segala perkataan dan perbuatan dari Anggota masyarakat Simpang Baru. Sedangkan sumber data sekundernya adalah segala data yang diperoleh dari buku- buku yang menjadi acuan atau penunjang dalam pengamatan Filosofi ta`mir Masjid tersebut.
Data sekunder ini peneliti gunakan untuk mengukur tingkat validitas data primer yang diperoleh dengan cara cross check. Adapun jumlah responden peneliti disesuaikan dengan kebutuhan penelitian untuk mencapai kedalaman dan ketajaman persoalan yang sedang diteliti.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang ada dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu jenis pengumpul data dengan melakukan sebuah timbal balik atau dalam kata lain merupakan sebuah percakapan dengan maksud tertentu. Yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.menurut Keraf, wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah) .
Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat, jujur, dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan judul “Filosofi Ta`mir Masjid di Kelurahan Simpang Baru". Untuk keperluan tersebut peneliti akan menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu sebuah teknik wawancara dimana peneliti harus membuat kerangka dan garis besar pokok pertanyaan. Petunjuk ini mendasarkan diri pada anggapan bahwa ada jawaban yang secara umum akan diberikan oleh responden.
2. Observasi
Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan salah satunya melalui observasi. Penggunaan metode observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Dalam hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat, dan mengecek sendiri sampai dimana keabsahan data dan impormasi yang telah dikumpulkan . Sedangkan observasi menurut Moleong, alasan metodologis bagi penggunaan pengamatan observasi ialah karena cara ini dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya.
Jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung namun tanpa berperan serta, yaitu peneliti melakukan satu pungsi yakni sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi malakukan hanya sebagai pengamat.Adapun yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini adalah segala bentuk pikiran dan tindakan dari para masyarakat RW 05 dan 06.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam sebuah penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menganalisa, menafsirkan, bahkan bisa juga untuk meramalkan setiap bahan tertulis ataupun film. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan hasil dokumentasi berupa data- data yang berasal dari Kantor Lurah Delima yang berkenaan dengan gambaran umum Kelurahan Delima, baik dari segi luas, letak pemerintahan, kependudukan serta yang lain.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya pengolahan data atau penafsiran data.Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi dan verifikasi data agar data yang terkumpul bernilai ilmiyah.
Data yang terkumpul dari hasil penelitian terdiri dari berbagai data hasil temuan di lapangan. Data yang banyak tersebut mungkin akan peneliti sesuaikan dengan arah penelitian yang sudah dijabarkan dalam fokus penelitian. Oleh karena itu diperlukan adanya analisis data. Proses analisis data dimulai dari seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Analisis data yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian tentang "Filosofi Ta`mir Masjid di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan" adalah menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif.Data kualitatif yang diberi gambaran dalam bentuk kata- kata atau kalimat. Sedangkan Data kuantitatif dalam bentuk angka- angka yang dipersentasekan, selanjutnya dirubah dalam bentuk kata- kata, setelah mendapat hasil akhir akan dikualitatifkan kembali. Teknik ini dikenal dengan istilah teknik Deskriptif Kualitatif Persentase.


B. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh hasil yang utuh dan sistematis agar memudahkan proses penelitian dan masalah yang diteliti dapat dianalisa secara tajam, maka pembahasan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
Bab Pertama adalah berupa Pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua adalah, Kajian Teori yang meliputi: Pengertian Ta’mir Masjid, Sejarah Timbul dan berkembangnya Ta’mir Masjid, terakhir Hikmah Ta’mir Masjid
Bab Ketiga adalah, merupakan bagian yang mengupas tentang Sejarah Kelurahan Simpang Baru, Demografi dan Monografi, serta Sosial Budaya Kelurahan ini.
Bab Keempat adalah merupakan inti dari pembahasan Tentang Bentuk-bentuk Ta’mir Masjid di Kelurahan Simpang Baru, Semarak ta’mir Masjid Di Kelurahan Simpang Baru, Hambatan pelaksana ta’mir Masjid di kelurahan simpang baru Jalan keluar Ta’mir Masjid di kelurahan simpang baru
Bab Kelima Merupakan bab akhir yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan kata penutup.

BAB II
TA’MIR MASJID
A. Definisi Ta’mir Masjid
Masjid ( مَسْجِد ) –dengan kasroh pada huruf jim- dalam bahasa Arab adalah isim makan (kata keterangan tempat) dari kata (سُجُودًا-  يَسْجُد -سَجَدَ, artinya bersujud) yang menyelisihi timbangan aslinya yaitu ( مَسْجَد ) –dengan fathah pada huruf jim-. Maka arti kata ( مَسْجِد ) adalah tempat bersujud, dan bentuk jamaknya adalah ( مَسَاجِد ). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( … وَجُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا))
” … dan (seluruh permukaan) bumi ini telah dijadikan untukku sebagai tempat bersujud dan alat bersuci.” (Muttafaq ‘alaihi)
Adapun menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Dan lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah tempat didirikannya shalat berjama’ah, baik ditegakkan di dalamnya shalat jum’at maupun tidak. Allah berfirman,
” … , (tetapi) janganlah kamu campuri mereka (istri-istri kamu) itu sedang kamu ber-i’tikaf dalam mesjid …” (QS. al-Baqarah: 187)
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)
Adapun kata “memakmurkan” adalah salah satu arti dari sebuah kata dalam bahasa Arab yaitu ( عَمَرَيَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang juga memiliki banyak arti lain di antaranya: menghuni (mendiami), menetapi, menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan), mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupkan, menghormati dan memelihara.
Dengan demikian, yang dimaksud “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah , menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian.

B. Sejarah Ta’mir Masjid
Sebelum mengetahui bagaimana sejarah tamirul masjid, ada baiknya kita mengetahui sejarah Masjid terlebih dahulu.yang pertama kali di bangunnya adalah Masjid. Dapat dikatakan bahwa Nabi membangun lembaga utama dari dunia Islam.Dikatakan lembaga utama karena tugas-tugas yang diberikan nabi kepada Masjid merupakan benih, yang dalam perkembangannya melahirkan dunia Islam.Pada hari pertama kedatangan Nabi dengan rombongannya di Madinah yang mula-mula sekali dilakukan oleh beliau secara gotong royang dengan kaum muslimin yang ada disekitarnya mendirikan Masjid, tempat sujud.Kalau saja tidak ada kewajiban sholat, tentu tidak ada yang namanya Masjid di dalam Islam. Memang sholat sudah disyaria’atkan pada awal kelahiran islam sebanyak empat rakaat, dua di pagi hai dan tiga di sore, Dimasa Nabi saw. Ataupun dimasa sesudahnya, Masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan muslimin.Kegiatan di bidang pemerintahan mencakup ideologi, politik, ekonomi sosial, peradilan, dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan dilembaga Masjid. Masjid berpungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan islam. Terutama saat gedung-gedung khusus untuk itu belum ada.Masjid juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat mengaji dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama ataupun umum.Dalam rangka mengoptimalkan fungsi Masjid sangat dibutuhkan adanya Tamirul Masjid sebagai jalan untuk merealisasikannya.
Rasulullah memandang sangat perlu adanya Masjid yang dibangun atas dasar takwa, dengan adanya masjid tersebut, para sahabatpun sudah mempersiapkan diri untuk mengisi kegiatan guna memakmurkan masjid. Bagi Rasullullah SAW, Masjid merupakan sarana yang penting dalam kehidupan. Dan Masjid juga merupakan tempat bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Rasulullah telah memberikan contoh bahwasanya Masjid merupakan ajang sebagai pusat pembinaan bagi umat.Kemakmuran suatu masjid bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalamnya.Semakin banyak kegiatan yang dilakukan di masjid tersebut, maka makin makmurlah masjid itu.

C. Hikmah Ta’mir Masjid
Masjid merupakan tempat untuk melaksanakan shalat berjamaah baik sholat lima waktu maupun sholat sunnah lainnya yang ada dalam Islam. Dengan adanya sholat maka dibangunlah Masjid. Ikatan jamah Masjid dengan dengan Masjid adanya memberi efek dalam tiap-tiap bidang kehidupan.dalam bidang ibadah efeknya peningkatan arkanul iman dan Arkanul islam dengan itu tumbuhlah taqwa. Arkanul iman membentuk mukmin sedangkan Arkanul islam membentuk mukmin menjadi muslim. mengikat hubungan jamaah dengan Masjid, Tetapi Masjid tidak bertujuan lagi seperti yang diharapakann efek yang diharapkan dari ikatan jama’ah dengan Masjid itu ternyata sekarang tidak terujud lagi, karena ikatan itu sendiri tidak terlaksana, disebabkan krisis Masjid. Krisis Masjid membawa krisis umat islam atau krisis umat membawa kepada krisis pada Masjid.
Sedangkan tujuan ta’mirul Masjid itu merupakan mutu keislaman dan keimanan, orang itu akan bertambah naik, sebab suasana Masjid akan sangat berpengaruh besar atas jiwanya. Akan timbul di dalam Jama’ah Masjid itu suatu masyarakat yang dipenuhi kasih sayang, gotong royong, dan tolong menolong, sama dalam perasaan kasih kepada tuhan. Bahkan segala kegiatan masyarakat, sampai kepada ekonomi, politik, dan sosial(iqtishad, siasat dan ijtima’), dapat berkembang dengan subur, semuanya dapat ramai pila karena ramainya Masjid. Sebagaimana hadist Nabi yang artinya: “sesungguhnya orang-orang yang meramaikan Masjid itu, mereka itulah yang sebenar-benar ahli Allah”.
Di dalam sebuah ayat disebutkan yang artinya: ‘ maka janganlah kamu sangka bahwa orang yang memberi minum orang-orang Haji dan meramaikan Masjidil Haram, sama martabatnya dengan orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian dan orang yang pergi berjuang berjihad pada Jalan Allah”. pertanyaanNya sendiri, sehingga sebelum Menurut Ibnu Abbas, sebab turun ayat telah kejadian di perang Badar juga . Abbas`yang telah tertawan berkata: “ jika kamu telah mendahului kami dengan sebab Islam dan Hijrah danJihad, maka kami telah meramaikan Masjidil Haram dan memberi minum orang Haji, dan kami telah menebus orang-orang yang ditawan.

BAB III
KELURAHAN SIMPANG BARU
A. Sejarah Kelurahan Simpang Baru
Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Propinsi Riau.Yang merupakan Kota Permukiman dan Pendidikan. Dikarnakan wilayah Kelurahan Simpang Baru terdapat banyak instansi pendidikan baik dari taman kanak- kanak hingga perguruan tinggi dan Universitas. Dahulu Kelurahan Simpang Baru bukanlah sebuah Kelurahan tetapi hanya sebuah nama jalan yang menghubungkan antara Tabek Gadang ke Bangkinang dan Pantai cermin, pada tahun 1950 Simpang Baru masih masuk di kawasan Desa Trantang Kecamatan Kampar, lama kelamaan atau tepatnya ditahun 1968 Simpang baru mulai merintis untuk menjadi Desa sendiri atau disebut dengan istilah Desa Muda . setelah beberapa tahun berjalan desa muda memiliki banyak Kepala Keluarga yaitu berkisar antara 200 KK sehingga sudah bisa untuk memisahkan diri dari Desa Trantang Kecamatan Kampar dan membentuk Desa Sendiri. Tepat pada tahun 1971 barulah Desa Simpang baru secara resmi dibentuk dan di kepalai oleh seorang tokoh perjuangan yaitu bapak Muhammad Zein
Adapun suku yang pertama kali berdiam serta membuat rumah di Daerah Simpang Baru adalah Ocu yang berasal dari Lubuk Siang, Siak Hulu, Kampar.dan sebagai suku tempatan yang dikategorikan sebagai pendatang ke dua adalah Suku Minang berasal Sumatra Barat.
Sejak terbentuknya Desa Simpang Baru di tahun 1971 hingga tahun 1997, empat (4) orang telah memimpin Kelurahan ini.Adapun Lurah yang pertamanya adalah Muhammad Zein memerintah kurang lebih selama 9 tahun (1971- 1980).Tiga tahun pertama dalam kepemimpinannya hanya ada tiga Rukun Keluarga (RK), setelah tiga tahun tersebut barulah terdapat Rukun Warga berdasarkan atas keputusan dari pemerintah propinsi Riau. Terpilihnya Muhammad Zein menjadi Kepala Desa pertama di Simpang Baru atas aspirasi anggota masyarakat pada waktu tersebut yang menganggap bahwa Muhammad Zein adalah orang yang paling pantas dan cocok untuk memimpin Desa ini namun tetap berdasakan musyawarah.
Pada tahun 1979 yang bertepatan dengan masa akhir kepemimpinnnya populasi penduduk menjadi meningkat dari 400 kepala keluarga menjadi 900 kepala keluarga.setelah habisnya masa bakti Muhammad Zein Desa tersebut dilanjutkan oleh Bagio Sarjono, Haji Herman, dan Edison.
Edison merupakan Kepala Desa yang terakhir yang memimpin antara tahun 1989 sampai 1997.Pada masa pemerintahannya terdapat banyak kemajuan, yang paling penting adalah bertambahnya jumlah RW menjadi 9 RW, 27 RT dan populasi penduduk mencapai hingga 30.000 jiwa.
Desa Simpang Baru mengalami perubahan besar pada tahun 1997 yaitu menjadi Kelurahan Simpang Baru dengan wilayah yang membentang luas yaitu dari Rimbo Panjang meluas hingga ke Tapung dan sampai Sungai Siak Rumbai berbatasan dengan Pantai Cermin dari utara, selatan berbatasan dengan Desa Kualu dan Kubang, barat berhadapan dengan Rimba Panjang dan timur berbatasan dngan Sidomulyo. yang pada waktu tersebut di pimpin oleh seorang Lurah yang bernama Zulkifli. selanjutnya di ganti oleh Edi Rizal, Syaiful Bahri, Dewi Tari, Nopendrike, dan Arianto sampai sekarang, pada masanya Kelurahan Simpang Baru memiliki 13 RW (Rukun Warga) dan 73 RT (Rukun Tetangga) dengan luas wilayah Kelurahan 10, 44 Km² dan secara geografis Kelurahan ini terdiri dari daratan rendah, beriklim tropis, sebagian tanah berlahan liat dan gambut.
Adapun batas wilayah Kelurahan Simpang Baru ssaat ini berbatasan dengan:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar
• Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Delima Kecamatan Tampan
Penggunaan tanah di Kelurahan ini sebagian besar digunakan untuk bangunan perkantoran, perumahan, Ruko dan instansi pendidikan, sementara Penduduk asli yang mendiami kawasan ini adalah sebagian besar suku Ocu dan Minang.Dan sebagai penduduk pendatang yang dikategorikan sebagai yang bukan Ocu dan Minang, penduduk pendatang yang berdomisili di Kelurahan Simpang Baru berasal dari Daerah seperti pulau Jawa, Medan dan lain sebagainya.
B. Kondisi Monografi dan Demografis Penduduk Kelurahan Simpang Baru
Menurut sumber yang peneliti dapatkan di Kantor Lurah bahwa Kelurahan Simpang Baru merupakan Kelurahan yang terbesar di Kecamatan Tampan dengan Luas wilayah 2.378.88 Ha.Dengan jumlah RW sebanyak 16 dan ketua RT 69.Serta kepala keluarga sebanyak 4.396 KK, jumlah populasi Kelurahan Simpang Baru 18.420 jiwa.
C. Kondisi Sosial Budaya Kelurahan Simpang Baru
Meskipun masyarakat Kelurahan Simpang Baru berada di perKotaan dan cendrung merupakan jalan lintas yang menghubungkan Kota Pekanbaru denagn Kabupaten Kampar, namun sikap sosial tetap menjadi pegangan masyarakat tersebut untuk menjaga rasa sosialisme dan menjunjung tinggi harkat martabat bangsa Indonesia yang mengutamakan kemasyarakatan, persaudaraan dan rasa saling memiliki antara anggota masyarakat. Kelurahan Simpang Baru memiliki wadah kekeluargaan yang begitu banyak dan tersebar di masing- masing RT yang ada.Wadah ini biasanya berbentuk sebuah pengajian ataupun wiridan bagi sesama umat Islam, wadah sosialisme antar ummat beragama adalah dengan membentuk sistem keamanan lingkungan (Pos Kampling) dan gotong royong.Hal ini tercermin pada masyarakat RT 5 RW 8 kelurahan Simpang baru.
Kehidupan masyarakat Kelurahan Simpang Baru tentunya tidak terlepas dari adat dan tradisi Melayu dan Minang seperti daerah atau Kota- Kota lain di Propinsi Riau lainnya. Mereka terkenal sangat kuat memegang prinsip ajaran Agama dan tradisi yang turun temurun, karena dipengaruhi oleh mayoritas beragama Islam.ajaran agama mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi yang ada mereka aplikasikan dengan berbagai cara seperti dalam menyambut tamu, dan kekerabatan.
Untuk lebih jelas tentang kondisi penduduk Kelurahan Delima dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR
NO
KELOMPOK UMUR
JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
1.
0-04 TAHUN
1.580 840
2.
05-09 TAHUN
2.070 1.123
3.
10-14 TAHUN
2.292 1.234
4.
15-19 TAHUN
2.520 1.369
5.
20-24 TAHUN
3.125 1.704
6.
25-29 TAHUN
1.635 891
7.
30-34 TAHUN
1.490 812
8.
35-39 TAHUN
1.275 695
9.
40-44 TAHUN
925 504
10.
45-49 TAHUN
560 305
11.
50-54 TAHUN
375 204
12.
54-59 TAHUN
390 212
13.
60- KE -ATAS
183 199
14.
JUMLAH
18.420 100,00
Sumber: Data Dari Kantor Lurah 2010

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA
NO
AGAMA
JUMLAH
1.
ISLAM
17.174
2.
KHATOLIK
473
3.
PROTESTAN
633
4.
HINDU
45
5.
BUDDHA
95
6.
JUMLAH
18420

Sumber: Data Dari Kantor Lurah 2010

JUMLAH PENDUDUK MENURUT MATA PENCARIAN
NO
JENIS MATA PENCARIAN
JUMLAH
KETERANGAN
1.
BURUH
4219
ORANG
2.
PEGAWAI NEGERI
625
ORANG
3.
PENGRAJIN
0
ORANG
4.
PEDAGANG
1171
ORANG
5.
PENJAHIT
62
ORANG
6.
TUKANG BATU
117
ORANG
7.
TUKANG KAYU
65
ORANG
8.
PETERNAK
3
ORANG
9.
MONTIR
11
ORANG
10.
SOPIR
156
ORANG
11.
DOKTER
11
ORANG
12.
PENGEMUDI BECAK
97
ORANG
13.
TNI/ POLRI
38
ORANG
14.
PENGUSAHA
16
ORANG
15.
USAHA LAINNYA
1228
ORANG
Sumber: data dari kantor Lurah 2010
TABEL DAFTAR NAMA KETUA RW/RT DAN ALAMATNYA
RW
RT
NAMA KETUA RW/RT
ALAMATNYA
I

H. M. Rusli

01
Wazir Kalin

02
Drs. Saleh Nur

03
Sabirin Kahar

04
Saspriadi

05
Ir. Gunawan Tabrani, M.Si

06
Moelkan Tambusae, A.Md

II

M. Nasution

01
Drs. Sion

02
M. Nasution

III

Hasymi

01
H. Nasrullah

02
Wahidin Saha, M.Si

03
H. Marsal

04
Markis

IV

Agusman Rahim

01
Mulawarman

02
Umardin

03
Ahmad Siregar

04
Drs. Muslim

05
Zaherman

V

Sanijar, S.Pd

01
Sardi
Jln. Merpati Sakti
02
Sudma Marsudi, S.E

03
M. Hari Fitra

V1

Muhammad Ali
Jln. Garuda Sakti
01
Drs. M. Syafi’i. S, M.Pd
Jln. Buluh Cina, RT. 03
02
Muslim Mohd, S.H, M.Hum
Jln. Garuda Sakti
03
Saikin
Jln. Buluh Cina
04
H. Syamsir, S.H, M.H
Jln. HR. Subrantas, Perum Nugraha Perdana Lestari
V11

Syafrizal

01
Syafrizal

02
Sariono

03
Sunarno

04
Sairun

05
Asbial

06
Selamat
Jln. Garuda Sakti, Gg. Sepakat
VIII

Rosyadi Har

01
Sukardi
Jln. Melati II
02
Sutanto
Jln. Melati II
03
Jhon Rosyadi
Jln. Melati II
04
04 Aryo Wibowo

04
05 Asmandi

05
06 Zulkifli, S.H

06
Sayuti

IX

Badurrahman

01
Malin Saidi

02
Hartono Yahya

03
Zarwan

04
Buyung

05
Aljumadi

06
Wagimin

X

Syamsir. S

01
Raskam

02
Akhyar Effendi

03
Hasrin Hamlah

04
Darnis, S.Ag

05
Bambang Irawan

06
Jumaidi



Fidana


01
M. Yasir Pulungan

XI
02
Jasra


03
Edisar


04
Yetno Saputra

05
Heri Dewi. S

06
Muslim

XII

Mahyuddin

01
Taruna Yazid

02
Ambri M. Karim

03
Samsuardi

04
Junaidi
Edwin Hidayat

XIII



Ismail

01
Bustamam Halma

02
Al Asyari

03
M. Nasir Muin


Alnis Febrinal

XIV

Kurman, S.Ag

01
Ujang Effendi

02
Tarsono. S

03
Dalisar, S Ag

XIV

Surianto, S.Ag

01
Drs. Nursalim, M.Pd

02
Nanang Rosidin

03
Supardi

04
Yadi Otokoy, S.H

05
Sardikin Lubis

06
Muhammad Saleh Nasution

XVI

Ilyas

01
Amir Hamzah

02
Wessupriadi

033
Edi Herman


Jumlah RW : 16 RW, Jumlah RT : 76 RT
Total : 92 RW/RT
Sumber: Data Observasi Peneliti 2 Desember 2011




DAFTAR NAMA MESJID/MUSHALLA KELURAHAN SIMPANG BARU
No.
Nama Mesjid/Mushalla
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Alamat
1
Nurul Huda
H. Astamat S.H
Ajwar Talib
H. Rusli Manar
Jln. H.R. Subrantas, RW. 01
2
Al-Mukminin
H. Ramlis
Drs. Rinaldi
Syarudin Idris
Jln. H.R. Subrantas, RW. 01
3
Al-Muhajirin
Drs. Saleh Nur
Drs. Darbi
H. Maksa
Jln. Rajawali Sakti, RW. 01
4
Darel Hikmah
Hendri
M. Halim
Syamsul
Jln. Mayar Sakti, Pes. Darel Hikmah
5
Darul Fikri/Ar-Faunas
M. Sairi M. Hum
Aprizal
Edi Sarial
Jln. Komp. UNRI, RW. 03
6
Ar-Rauda
Dwi Nur Rohmat
H. Aprizal Ilham
H. Aprizal Ilham
Jln. Balam Sakti, Kampus UNRI
7
Al-Ma’arif
Suwandi Alinus
Ir. Nur Iskandar
Drs. M. Arifudin
Jln. Merpati Sakti Ujung, RW. 04
8
Darul Jannah
H. Abu Nawar
Suwondo Wahyu
Hj. Rosiah
Jln. Merpati Sakti, RW. 05
9
Al-Istiqomah
Makmur, S.Pd
Marwilis, S.Pd
Sudirman
Komp. Panam Indah, RW. 04
10
Darul Amal
Fahrul Razi M.M
Drs. M. Safei S, M.Pd
Jumainah
Buluh Cina, RW. 06
11
Ubudiyah
Muhammad Nur
Amri. K, S.Pd
M. Syarif
Jln. Garuda Sakti, RW. 07
12
Al-Huda
Masdar, S.Ag
Imran
Badur Rahman
Jln. Garuda Sakti, RW. 09
13
Al-Kautsar
Hartono
Asrin
Riko Pribadi
Perum. Rajawali Sakti, RW. 10
14
Ukhwah
Syarifuddin, S.Ag
Kasma Indra, S.E
Pidana
Jln. Komp. Perum UNRI, RW. 11
15
Nurul Jadid
Masut Zen
Mukhlis
Jurpan
Komp. Merpati Sakti, RW. 04
16
Al-Fajar
Drs. H. Warkanis
Makmur
H. Nasir
Jln. Garuda Sakti, Gg. Al-Fajar, RW.14
17
Wahdatul Ummah
Dr. Syafrudin Nst, M. Sc
Wirman Syarif, S.E
Jon Rosadi
Jln. Bangau Sakti, RW. 08

Sumber: Data Observasi Peneliti 13 Desember 2011











BAB IV
TA’MIR MASJID DI KELURAHAN SIMPANG BARU
A.    BENTUK-BENTUK TA’MIR MASJID DI SIMPANG BARU
A.1. Bentuk Ta’mir Masjid di Masjid Darun al-Jannah, Jalan Merpati Sakti/Panam, RW. 05.
      Bentuk-bentuk Ta’mir Masjid yang mampu peneliti peroleh dari hasil wawancara dan melihat lansung ke Masjid tersebut yaitu:
1.      Majelis Ta’lim Ibu-ibu yang diadakan satu minggu satu kali yang diadaakan setiap hari senin dan juga mendatangkan ceramah agama.
2.      Hari ju’at khotib yang bertugas yaitu dari IKMI dan jika tidak hadir maka Ghorimnya yang akan menggantikan.
3.      Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi KAMMI selalu aktif dilakukan dimasjid ini.
4.      Jama’ah Tabligh juga diperbolehkan bermalam dimasjid ini dan melaksanakan kegiatan mereka asal tidak mengganggu yang lain (yang berbeda pemahaman).
5.      Ghorim masjid ini untuk penelitian kami yang diadakan pada 21 januari 2012 yaitu Alpi Wandi (Mahasiswa UIN SUSKA RIAU).
6.      Disamping masjid ini pula terdapat Yayasan yang bernama As-Sofwa. Namun yayasan ini tidak kaitannya dengan masjid ini dan yayasan ini berdiri sendiri.
7.      Pelaksanaan hari besar Islam juga dilaksanakan dengan aktif.
A.2.  Bentuk Ta’mir Masjid di Masjid Darun al-Jannah, Jalan Merpati Sakti/Panam, RW. 06.
1. Masjid Darussalam ini dahulunya adalah sebuah musholla yang di rubah menjadi masjid. Untuk sholat lima waktu juga dilaksanakan dimasjid ini. Namun untuk sholat zuhur dan ashar itu terlihat agak sepi karena masyarakat sibuk kerja dan Ghorimnya juga kuliah. Pada 21 januari 2012 saya (Abdul Rahman Sayuti) sempat turun kesana bersama rekan sekelompok saya yaitu kak Yuli dan kak Novi. Kebetulan sampai disana waktu asharpun masuk dan tanpa memperpanjang waktu saya mengambil alih untuk azan karena Ghorimnya tidak ada ketika itu. Setelah kami tunggu-tunggu hanya dua orang jamaah yang hadis dan itupun jamaaah yang singgah dari dumai. Kenudian saya persilahkan kepada bapak-bapak itu untuk memimpin solat alias jadi imam, namun beliau menyuruh saya dan saya pun mengambil alih untuk jadi imam. Setelah solat itu usai. Kamipun pergi kerumah bapak yang tak jauh dari masjid ini, yang rumahnya berpagar besi. Ketika kami beri salam, beliau pun keluar dan kami menanyakan tentang ta’mir masjid disanana. Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh tanmggal 21 januari 2012 yaitu:
a. wirid ibu-ibu yang dilaksanakan setiap sore kamis setelah ashar.
b. ngaji anak-anak tiap malam
c. untuk solat jum’at baru pertama kali dilaksanakan pada 02 desember 2012.
d. untuk khotib dimasjid ini yaitu juga dari IKMI.
B.     SEMARAK TA’MIR MASJID KELURAHAN SIMPANG BARU
Semarak yang mampu kami lihat dan kami simpulkan berdasarkan hasil wawancara pada 21 januari 2012 dengan pak RT yang rumahnya disamping masjid itu sendiri yaitu sangat diperhatikan sekali oleh semua warga. Namun yang paling banyak berperan aktif didalam menyemarakkan masjid ini (masjid Darul Jannah) yaitu bapak RT itu sendiri beserta ibu (istri beliau). Kemudian untuk masjid Darussalam karena masjid ini baru jadi kegiatan-kegiatan besar belum banyak dilaksanakan, namun terlihat dari masjidnya peran masyarakat didalam membangun dan menyemarakkan masjid ini dapat tergolong baguslah.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Makna Filosofi Ta`mirul Masjid di Kelurahan Simpang Baru
Ta`mir masjid merupakan tonggak semaraknya suatu masjid. Untuk itu berbagai macam cara dilakukan demi mencapai target hidup yang bermanfaaf dunia dan ahkhirat. Ummat Islam tidak hanya menyadari hidup ini hanya semata di dunia namun ada kehidupan yang lebih kekal dan pending yaitu hidup setelah mati.Kehidupan setelah mati tidak memerlukan kekayaan dunia yang meliputi dari berbagai bidang baik itu jabatan, harta, serta keluarga yang bahagia, namun hanya satu yang dibutuhkan yaitu ibadah kepada Allah. Segudang rahasia tersimpan dalam hati seorang pengurus masjid dalam mengemban amanah mulia ini, mereka tidak hanya datang ketika waktu sholat tiba, menghitung uang kas dan menggaji para penjaga masjid namun juga memikirkan bagaimana carnya bisa bersama- sama memakmurkan masjid yang telah berdiri megah di tempat tinggalnya.
2. Bentuk- Bentuk Ta`mir Masjid
Ketika peneliti turun ke semua masjid yang telah menjadi sampel dalam penelitian ini maka bentuk- bentuk ta`mir masjid bisa disimpulkan dan dibagi menjadi tiga bentuk yaitu:
1. bentuk ta`mir masjid yang pertama, masjid membuat program pengajian untuk bapak- bapak yang dilakukan dengan mengundang para jama`ah untuk hadir tidak hanya mendengarkan ceramah namun juga untuk bersilaturahmi antar sesama jama`ah.
2. Bentuk ta`mir masjid yang kedua adalah pengajian ibu- ibu. Hampir di semua masjid yang menjadi sampel pengajian ibu- ibu di adakan setelah sholat asar.
3. Yang ketiga adalah peringatan hari besar Islam. Masjid mengadakan acara silaturahmi dengan mengundang semua jama`ah baik ibu- ibu maupun bapak- bapak untuk hadir dalam acara tahunan ini.
4. Membuat wadah sosialisasi kematian, yaitu mengumpulkan uang dari sumbangan dari jama`ah masjid dan masyarakat Islam untuk kepentingan jenazah mulai dari membelikan kain kafan, biaya pembuatan karanda, hingga konsumsi penggali kubur.

3. Hambatan dan jalan keluar mengatasinya
Dalam memperjuangkan Islam dan demi tegaknya kemaslahatan bermasyarakat ternyata pengurus masjid tidak berjalan dengan baik, banyak hal- hal yang tidak diharapkan terjadi.Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan ta`mir masjid.Dari berbagai macam pembicaaan peneliti yang telah dilalui dari berbagai masjid yang ada ternyata hambatan tersebut sangat beragam dan bisa penulis ceritakan namun tidak secara rinci sebagaimana pembicaraan peneliti dengan responsen.Hambatan tersebut secar global peneliti tuliskan secara deskriptif yaitu.Rasa saling menghormati antara satu pengurus dengan pengurus lainnya sangatlah sedikit, sehingga tidak jarang ketika para pengurus masjid bekerja atau mengadakan acara para jama`ah tersebut enggan untuk hadir dan membantu.Kurangnya koordinasi antara ketua masjid dengan bendahara dan sekretarisnya, akibatnya masjid yang mereka pegang tidak berjalan secara optimal.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka penulis akan membuat sara-saran yang hendaknya menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya serta warga dan aparat pemerintah Kelurahan Simpang Baru. Diantaranya saran penulis, adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, penulis sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang sejarah terbentuknya Kelurahan Simpang Baru. Untuk itu alangkah baiknya jika Aparat Kelurahan mendokumentasikan Histori Simpang Baru kedalam bentuk Software. Sehingga apabila ada peneliti yang akan membuat penelitian tentang Kelurahan Simpang Baru tidak bingung mencari informasinya.
2. Kelurahan Simpang Baru hingga tahun 2012 belum mempunyai data yang valid tentang jumlah RT dan jumlah rumah ibadah. Sementara ketika peneliti mendatangi kantor Lurah, peneliti hanya mendapatkan data jumlah masjid di tahun 2009. Namun dalam penelitian ini dengan sekuat tenaga yang peneliti miliki, peneliti berusaha mencari jumlah masjid yang tersebar di Simpang Baru.
3. Kepada Kelurahan Simpang Baru dan para pejabatnya hendaknya lebih mendengarkan suara masyarakatnya, dan memudahkan urusan mereka terlebit lagi masyarakat yang memiliki niat baik, seperti cita- cita dari bapak RT 05 RW 08.Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengannya beliau mengatakan bahwa di RT tempat tinggalnya belum mempunyai POSYANDU atau sarana kesehatan bagi masyarakat, sementara tingkat populasi BALITA semakin hari semakin tinggi.


[1]MOH. E. Ayub, dkk. Mananjemen masjid. Gema Insani Pres. Jakarta:1996. Hlm.7

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking